Perusahaan yang dibeli atau diakuisisi oleh raksasa e-Commerce seperti Alibaba bukan berarti perusahaan itu akan membaik. Kaola, salah satu platform e-Commerce lintas negara kini hanya punya 20 karyawan dan terancam ditutup setelah 3 tahun diakuisisi oleh Alibaba.
Pada September 2019, Alibaba melakukan pembelian terbesar perusahaan e-commerce saat itu yakni senilai US$2 miliar. Padahal waktu itu Kaola masih berusia empat tahun dan telah menjadi platform e-commerce lintas batas terbesar di China. Menurut riset iMedia, setahun sebelum dibeli Alibaba, GMV Kaola hampir 30 miliar yuan dan paruh pertama 2019 mengantongi pangsa pasar 27,7%.
Menurut Panda Daily, turunnya kinerja Kaola disebabkan oleh gagalnya mereka menambahkan bisnis baru ke Alibaba, karena lingkupnya mirip seperti Tmall International. Selain itu juga tidak pernah menetapkan standar dan mekanisme audit pasokan. Per tanggal 18 Agustus jumlah karyawan perusahaan berkurang drastis. Dari 400 orang tahun 2021 dan sekarang kurang dari 20 orang atau telah mengurangi 95% sumber daya manusianya.
Platform itu juga kini berfokus untuk bisnis e-commerce anggota untuk ibu dan bayi serta barang kecantikan. Produk dan teknologi hanya dipertahankan dan tidak ada pembaharuan. Tmall dan Kaola versi smartphone tetap beroperasi secara independen. Namun sejak saat itu status Kaola menurun dan sumber dayanya dialihkan ke departemen lain dalam Divisi FC.
Sementara itu bulan Mei perusahaan memberhentikan sejumlah karyawannya dan aplikasinya meski masih berjalan namun produk dan teknologinya tidak lagi ditingkatkan. Akun resmi Weibonya juga tidak pernah diperbarui sejak 1 Juni lalu. Rumor lainnya menyebutkan platform harus mencapai titik impas sebelum akhir September. Jika tidak maka Kaola akan ditutup.