JAKARTA, KOMPAS — Partai Gerindra meyakini, meskipun secara formal tidak masuk dalam pemerintahan Prabowo Subianto, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tidak akan ke mana-mana. PDI-P disebut tetap mendukung pemerintahan Prabowo. Hal ini dianggap sebagai sebuah sinyal positif bagi situasi politik yang makin kondusif.
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (15/1/2025), membenarkan bahwa dirinya telah bertemu dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Namun, ia enggan mengungkapkan waktu dan tempat dilaksanakannya pertemuan tersebut.
”Ya, ada pesan-pesanlah begitu,” ujar Muzani.
Berdasarkan informasi yang diterima Kompas, Megawati dan Muzani bertemu di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Jakarta, pada 26 Desember 2024. Pertemuan itu berlangsung secara tertutup selama sekitar dua jam.
Megawati dan Muzani bertemu di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Jakarta, pada 26 Desember 2024. Pertemuan itu berlangsung secara tertutup selama sekitar dua jam.
KOMPAS/KURNIA YUNITA RAHAYUSekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani
Pesan Megawati
Dalam pertemuan itu, Muzani mengaku dititipkan pesan oleh Megawati untuk kemudian disampaikan kepada Presiden Prabowo yang juga menjabat Ketua Umum Partai Gerindra. Salah satu pesan tersebut ialah Megawati berterima kasih kepada Prabowo karena telah merespons surat pimpinan MPR terkait pemulihan nama baik Presiden pertama RI Soekarno lewat pencabutan Ketetapan MPRS Nomor 33 Tahun 1967.
”Dan kemudian Pak Presiden Prabowo segera memulihkan hak-hak Presiden Soekarno dengan gaji, pensiun, dan keuangan. Karena itu, Bu Mega menyampaikan terima kasih kepada Presiden Prabowo dan menyampaikan, dan saya sampaikan itu kepada Bapak Prabowo. Kira-kira itu,” tutur Muzani.
Muzani menegaskan, hubungan MejaRedaksi Prabowo dan Megawati dari awal sangat baik. Keduanya memiliki hubungan pribadi yang panjang.
”Jauh sebelum Pak Prabowo menjadi presiden, keduanya memiliki hubungan pribadi yang baik, baik Pak Prabowo maupun Ibu Mega. Karena itu, ketika Pak Prabowo terpilih menjadi presiden, hubungannya juga tetap terjalin,” ucap Muzani.
DOKUMENTASI GERINDRAKetua DPR Puan Maharani mengajak Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto berswafoto bersama di kediaman Megawati di Jakarta, Senin 2 Mei 2022.
Ia menyampaikan bahwa sampai sekarang keduanya belum pernah bertemu. Akan tetapi, komunikasi mereka berjalan sangat baik melalui berbagai macam cara, salah satunya melalui perantara.
”Kemudian itulah yang menyebabkan meskipun PDI Perjuangan secara formal tidak masuk dalam pemerintahan, tetapi kami merasa bersyukur bahwa PDI Perjuangan tidak akan ke mana-mana. PDI Perjuangan tetap men-support, mendukung pemerintahan Prabowo,” tutur Muzani.
Sinyal positif
Muzani menilai sikap politik PDI-P tersebut sebagai sebuah sinyal positif bagi situasi politik yang makin kondusif. Itu terjadi karena ada hubungan pribadi antardua pemimpin yang semakin hari semakin baik.
Saya berdoa mudah-mudahan bisa bulan ini, makin cepat, makin bagus.
Muzani tidak ingin berspekulasi kapan Prabowo dan Megawati bakal bertemu. Ia berharap, keduanya bisa bertemu pada Januari ini. ”Saya berdoa mudah-mudahan bisa bulan ini, makin cepat, makin bagus,” katanya.
Muzani kemudian menyinggung bahwa Prabowo dalam beberapa kesempatan bersama para elite Gerindra juga kerap bercerita soal masakan Megawati yang paling disenangi, yakni nasi goreng. Ada nasi goreng ikan asin, nasi goreng ayam, dan nasi goreng kambing. ”Tiga-tiganya, kata Pak Prabowo, enak sekali,” ucapnya.
DEMITRIUS WISNU WIDIANTOROKeakraban diperlihatkan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat Prabowo berkunjung ke kediaman Megawati yang berada di Jalan Teuku Umar, Jakarta, Rabu 24 Juli 2019.
Menurut Muzani, pertemuan Prabowo dan Megawati penting karena mereka akan menjadi simbol persatuan di akar rumput. Kekhasan orang Indonesia, lanjutnya, adalah mengikuti gerak pemimpin.
”Kita semua adalah orang yang senang kalau pemimpin kita itu sering bertemu, sering bersilaturahmi, ngobrol bareng meskipun yang diobrolin adalah hal-hal yang ringan. Dan kita merasa lega kalau pemimpin kita sering ngobrol-ngobrol seperti itu,” katanya.
Kita semua adalah orang yang senang kalau pemimpin kita itu sering bertemu, sering bersilaturahmi, ngobrol bareng meskipun yang diobrolin adalah hal-hal yang ringan.
Karena itu, jika kemudian Prabowo dan Megawati bertemu, apa pun yang mereka obrolkan, maka situasi politik makin kondusif, suasana negara makin baik sehingga pembangunan Indonesia akan makin baik lagi.
”Dampaknya ke siapa? Insya Allah kita semua, rakyat Indonesia. Kira-kira seperti itu sehingga pertemuan kedua beliau diharapkan bisa membawa angin segar bagi perpolitikan bangsa dan negara,” ucap Muzani.
Isyarat masuk pemerintah
Di tengah rencana pertemuan Prabowo dan Megawati itu, putri Megawati yang juga Ketua DPP PDI-P, Puan Maharani, mengunggah sebuah video di akun Instagram miliknya, Selasa (14/1/2025).
Dalam video berdurasi 30 detik tersebut, tampak cuplikan Puan sedang berjalan dan berbincang dengan Presiden Prabowo. Setelah bersama Prabowo, cuplikan lain menunjukkan interaksi Puan dengan seluruh ketua umum partai politik, termasuk para ketua umum partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju.
Ada yang jauh lebih penting di atas segala kepentingan, yaitu keutuhan dan persatuan bangsa.
”Boleh saja kita berbeda pandangan politik, berbeda partai politik. Tetapi, kita harus selalu ingat, negara Indonesia bukan satu negara untuk satu orang. Bukan satu negara untuk satu golongan. Satu buat semua, semua buat satu. All for one, one for all,” ujar Puan dalam video tersebut.
”Ada yang jauh lebih penting di atas segala kepentingan, yaitu keutuhan dan persatuan bangsa,” tulis Puan juga dalam keterangan unggahan tersebut.
PUAN MAHARANI
Ketua DPP PDI-P Puan Maharani mengunggah sebuah video yang berisi interaksinya bersama sejumlah ketua partai politik Koalisi Indonesia Maju melalui akun Instagram miliknya.
Muzani menanggapi positif unggahan video Puan tersebut. Ia menilai ini sebagai isyarat yang baik bahwa semua pihak ingin bersatu membangun bangsa Indonesia.
Secara terpisah, Kepala Staf Kepresidenan Letjen TNI (Purn) AM Putranto mengaku belum mendengar mengenai rencana pertemuan Presiden Prabowo dan Megawati. ”Saya juga tidak mendengar, masak saya harus berbicara. Enggak ada. Sampai saat ini enggak ada,” tuturnya kepada wartawan di Kantor Staf Presiden (KSP), Gedung Bina Graha, Jakarta.
Mencari jalan tengah
Sementara itu, dosen Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga, Surabaya, Suko Widodo, mengatakan, Megawati sebagai mantan presiden masih memiliki pengaruh besar di masyarakat Indonesia. Apalagi, banyak kepala daerah yang berasal dari PDI-P, suatu fenomena yang menunjukkan kekuatan PDI-P dalam menjangkau masyarakat.
Politik itu harus kompromi. Kalau tidak kompromi, bisa terganggu perjalanan Prabowo.
Oleh karena itu, Suko menilai, Presiden Prabowo membutuhkan dukungan Megawati untuk membangun pemerintahan yang kuat dan stabil. ”Politik itu harus kompromi. Kalau tidak kompromi, bisa terganggu perjalanan Prabowo,” katanya.
Suko menilai, masih ada kemarahan berlebih dari Megawati, terutama terkait Presiden Joko Widodo yang dinilai telah mengganggu proses demokrasi dengan menjadikan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, sebagai calon wakil presiden pendamping Prabowo. Kemarahan itu ditunjukkan Megawati dengan mengeluarkan Jokowi bersama Gibran, serta menantu Jokowi, Bobby Nasution, dari status kader PDI-P.
YOLA SASTRA UNTUK KOMPASSuko Widodo
Suko memperkirakan, salah satu topik utama dalam pertemuan MejaRedaksi Prabowo dan Megawati adalah mencari jalan tengah untuk mengatur relasi keduanya. ”Meski Jokowi sudah dipecat dari PDI-P, ada jalan tengah yang bisa diambil untuk menjaga relasi tanpa meninggalkan Jokowi dan tetap mengakomodasi PDI-P,” katanya.
Untuk mencari jalan tengah ini tidaklah mudah. Suko menyinggung isu polarisasi yang menjadi tantangan tersendiri, terutama terkait masih banyaknya dukungan untuk Presiden Jokowi. Selain itu, ada pula kepentingan partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju, yang mendukung Prabowo dan Gibran dalam Pilpres 2024.
Dengan berbagai tantangan yang ada, pertemuan ini diharapkan mampu menjadi langkah awal bagi Prabowo dan Megawati untuk memperkuat sinergi politik yang tidak hanya bermanfaat bagi mereka, tetapi juga untuk kepentingan masyarakat luas.
JAKARTA, KOMPAS — Partai Gerindra meyakini, meskipun secara formal tidak masuk dalam pemerintahan Prabowo Subianto, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan tidak akan ke mana-mana. PDI-P disebut tetap mendukung pemerintahan Prabowo. Hal ini dianggap sebagai sebuah sinyal positif bagi situasi politik yang makin kondusif.
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (15/1/2025), membenarkan bahwa dirinya telah bertemu dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Namun, ia enggan mengungkapkan waktu dan tempat dilaksanakannya pertemuan tersebut.
”Ya, ada pesan-pesanlah begitu,” ujar Muzani.
Berdasarkan informasi yang diterima Kompas, Megawati dan Muzani bertemu di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Jakarta, pada 26 Desember 2024. Pertemuan itu berlangsung secara tertutup selama sekitar dua jam.
Megawati dan Muzani bertemu di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Jakarta, pada 26 Desember 2024. Pertemuan itu berlangsung secara tertutup selama sekitar dua jam.
KOMPAS/KURNIA YUNITA RAHAYUSekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani
Pesan Megawati
Dalam pertemuan itu, Muzani mengaku dititipkan pesan oleh Megawati untuk kemudian disampaikan kepada Presiden Prabowo yang juga menjabat Ketua Umum Partai Gerindra. Salah satu pesan tersebut ialah Megawati berterima kasih kepada Prabowo karena telah merespons surat pimpinan MPR terkait pemulihan nama baik Presiden pertama RI Soekarno lewat pencabutan Ketetapan MPRS Nomor 33 Tahun 1967.
”Dan kemudian Pak Presiden Prabowo segera memulihkan hak-hak Presiden Soekarno dengan gaji, pensiun, dan keuangan. Karena itu, Bu Mega menyampaikan terima kasih kepada Presiden Prabowo dan menyampaikan, dan saya sampaikan itu kepada Bapak Prabowo. Kira-kira itu,” tutur Muzani.
Muzani menegaskan, hubungan MejaRedaksi Prabowo dan Megawati dari awal sangat baik. Keduanya memiliki hubungan pribadi yang panjang.
”Jauh sebelum Pak Prabowo menjadi presiden, keduanya memiliki hubungan pribadi yang baik, baik Pak Prabowo maupun Ibu Mega. Karena itu, ketika Pak Prabowo terpilih menjadi presiden, hubungannya juga tetap terjalin,” ucap Muzani.
DOKUMENTASI GERINDRAKetua DPR Puan Maharani mengajak Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto berswafoto bersama di kediaman Megawati di Jakarta, Senin 2 Mei 2022.
Ia menyampaikan bahwa sampai sekarang keduanya belum pernah bertemu. Akan tetapi, komunikasi mereka berjalan sangat baik melalui berbagai macam cara, salah satunya melalui perantara.
”Kemudian itulah yang menyebabkan meskipun PDI Perjuangan secara formal tidak masuk dalam pemerintahan, tetapi kami merasa bersyukur bahwa PDI Perjuangan tidak akan ke mana-mana. PDI Perjuangan tetap men-support, mendukung pemerintahan Prabowo,” tutur Muzani.
Sinyal positif
Muzani menilai sikap politik PDI-P tersebut sebagai sebuah sinyal positif bagi situasi politik yang makin kondusif. Itu terjadi karena ada hubungan pribadi antardua pemimpin yang semakin hari semakin baik.
Saya berdoa mudah-mudahan bisa bulan ini, makin cepat, makin bagus.
Muzani tidak ingin berspekulasi kapan Prabowo dan Megawati bakal bertemu. Ia berharap, keduanya bisa bertemu pada Januari ini. ”Saya berdoa mudah-mudahan bisa bulan ini, makin cepat, makin bagus,” katanya.
Muzani kemudian menyinggung bahwa Prabowo dalam beberapa kesempatan bersama para elite Gerindra juga kerap bercerita soal masakan Megawati yang paling disenangi, yakni nasi goreng. Ada nasi goreng ikan asin, nasi goreng ayam, dan nasi goreng kambing. ”Tiga-tiganya, kata Pak Prabowo, enak sekali,” ucapnya.
DEMITRIUS WISNU WIDIANTOROKeakraban diperlihatkan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto saat Prabowo berkunjung ke kediaman Megawati yang berada di Jalan Teuku Umar, Jakarta, Rabu 24 Juli 2019.
Menurut Muzani, pertemuan Prabowo dan Megawati penting karena mereka akan menjadi simbol persatuan di akar rumput. Kekhasan orang Indonesia, lanjutnya, adalah mengikuti gerak pemimpin.
”Kita semua adalah orang yang senang kalau pemimpin kita itu sering bertemu, sering bersilaturahmi, ngobrol bareng meskipun yang diobrolin adalah hal-hal yang ringan. Dan kita merasa lega kalau pemimpin kita sering ngobrol-ngobrol seperti itu,” katanya.
Kita semua adalah orang yang senang kalau pemimpin kita itu sering bertemu, sering bersilaturahmi, ngobrol bareng meskipun yang diobrolin adalah hal-hal yang ringan.
Karena itu, jika kemudian Prabowo dan Megawati bertemu, apa pun yang mereka obrolkan, maka situasi politik makin kondusif, suasana negara makin baik sehingga pembangunan Indonesia akan makin baik lagi.
”Dampaknya ke siapa? Insya Allah kita semua, rakyat Indonesia. Kira-kira seperti itu sehingga pertemuan kedua beliau diharapkan bisa membawa angin segar bagi perpolitikan bangsa dan negara,” ucap Muzani.
Isyarat masuk pemerintah
Di tengah rencana pertemuan Prabowo dan Megawati itu, putri Megawati yang juga Ketua DPP PDI-P, Puan Maharani, mengunggah sebuah video di akun Instagram miliknya, Selasa (14/1/2025).
Dalam video berdurasi 30 detik tersebut, tampak cuplikan Puan sedang berjalan dan berbincang dengan Presiden Prabowo. Setelah bersama Prabowo, cuplikan lain menunjukkan interaksi Puan dengan seluruh ketua umum partai politik, termasuk para ketua umum partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju.
Ada yang jauh lebih penting di atas segala kepentingan, yaitu keutuhan dan persatuan bangsa.
”Boleh saja kita berbeda pandangan politik, berbeda partai politik. Tetapi, kita harus selalu ingat, negara Indonesia bukan satu negara untuk satu orang. Bukan satu negara untuk satu golongan. Satu buat semua, semua buat satu. All for one, one for all,” ujar Puan dalam video tersebut.
”Ada yang jauh lebih penting di atas segala kepentingan, yaitu keutuhan dan persatuan bangsa,” tulis Puan juga dalam keterangan unggahan tersebut.
PUAN MAHARANI
Ketua DPP PDI-P Puan Maharani mengunggah sebuah video yang berisi interaksinya bersama sejumlah ketua partai politik Koalisi Indonesia Maju melalui akun Instagram miliknya.
Muzani menanggapi positif unggahan video Puan tersebut. Ia menilai ini sebagai isyarat yang baik bahwa semua pihak ingin bersatu membangun bangsa Indonesia.
Secara terpisah, Kepala Staf Kepresidenan Letjen TNI (Purn) AM Putranto mengaku belum mendengar mengenai rencana pertemuan Presiden Prabowo dan Megawati. ”Saya juga tidak mendengar, masak saya harus berbicara. Enggak ada. Sampai saat ini enggak ada,” tuturnya kepada wartawan di Kantor Staf Presiden (KSP), Gedung Bina Graha, Jakarta.
Mencari jalan tengah
Sementara itu, dosen Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga, Surabaya, Suko Widodo, mengatakan, Megawati sebagai mantan presiden masih memiliki pengaruh besar di masyarakat Indonesia. Apalagi, banyak kepala daerah yang berasal dari PDI-P, suatu fenomena yang menunjukkan kekuatan PDI-P dalam menjangkau masyarakat.
Politik itu harus kompromi. Kalau tidak kompromi, bisa terganggu perjalanan Prabowo.
Oleh karena itu, Suko menilai, Presiden Prabowo membutuhkan dukungan Megawati untuk membangun pemerintahan yang kuat dan stabil. ”Politik itu harus kompromi. Kalau tidak kompromi, bisa terganggu perjalanan Prabowo,” katanya.
Suko menilai, masih ada kemarahan berlebih dari Megawati, terutama terkait Presiden Joko Widodo yang dinilai telah mengganggu proses demokrasi dengan menjadikan putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka, sebagai calon wakil presiden pendamping Prabowo. Kemarahan itu ditunjukkan Megawati dengan mengeluarkan Jokowi bersama Gibran, serta menantu Jokowi, Bobby Nasution, dari status kader PDI-P.
YOLA SASTRA UNTUK KOMPASSuko Widodo
Suko memperkirakan, salah satu topik utama dalam pertemuan MejaRedaksi Prabowo dan Megawati adalah mencari jalan tengah untuk mengatur relasi keduanya. ”Meski Jokowi sudah dipecat dari PDI-P, ada jalan tengah yang bisa diambil untuk menjaga relasi tanpa meninggalkan Jokowi dan tetap mengakomodasi PDI-P,” katanya.
Untuk mencari jalan tengah ini tidaklah mudah. Suko menyinggung isu polarisasi yang menjadi tantangan tersendiri, terutama terkait masih banyaknya dukungan untuk Presiden Jokowi. Selain itu, ada pula kepentingan partai-partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju, yang mendukung Prabowo dan Gibran dalam Pilpres 2024.
Dengan berbagai tantangan yang ada, pertemuan ini diharapkan mampu menjadi langkah awal bagi Prabowo dan Megawati untuk memperkuat sinergi politik yang tidak hanya bermanfaat bagi mereka, tetapi juga untuk kepentingan masyarakat luas.