loading…
Pangkalan militer Tartus di Suriah sangat berarti bagi Rusia. Foto/X/@astraiaintel
BEIRUT – Ketika pemerintah transisi Suriah mengakhiri perjanjian dengan perusahaan Rusia untuk mengelola pelabuhan Tartus di Laut Mediterania, hal itu menandai momen penting lainnya dalam jatuhnya pengaruh Kremlin di kawasan tersebut.
Keputusan ini diambil hanya beberapa minggu setelah jatuhnya rezim otoriter Bashar al Assad, yang bertahan dari pemberontakan massal dengan dukungan kuat Rusia selama lebih dari satu dekade.
Citra satelit terbaru juga menunjukkan bahwa sejumlah besar peralatan militer – puluhan kendaraan dan berton-ton peralatan – telah dibawa ke pelabuhan dari wilayah lain di Suriah, sebuah proses yang dimulai pada pertengahan Desember.
Sparta dan Sparta II – dua kapal milik Oboronlogistika, sebuah perusahaan yang terkait dengan kementerian pertahanan Rusia – telah berlabuh di pangkalan angkatan laut Tartus, menurut laporan media, yang berpotensi menandakan dimulainya evakuasi personel kontingen dari Suriah.
Kebetulan, dalam kontak pertama dengan kepemimpinan baru Suriah, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov memimpin delegasi ke Damaskus minggu ini karena Moskow berupaya mengkalibrasi ulang kebijakannya untuk mempertahankan pijakan di wilayah tersebut.
5 Alasan Pangkalan Militer Tartus di Suriah Sangat Berarti bagi Rusia
1. Aset Strategis Rusia di Mediterania
Melansir TRT World, pangkalan angkatan laut di Tartus telah lama dianggap sebagai aset strategis Rusia di Mediterania.
Dibuat pada tahun 1971 untuk melayani kapal-kapal Skuadron Mediterania ke-5 Uni Soviet saat itu, pangkalan ini dimaksudkan untuk menunjukkan kehadiran militer Soviet dan kemudian Rusia di wilayah tersebut.
Setelah runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991 dan pembubaran skuadron, pangkalan Tartus lebih menjadi simbol daripada fasilitas militer yang sebenarnya. Tanpa pendanaan dan pembaruan infrastruktur yang memadai, pangkalan ini secara bertahap kehilangan signifikansi strategisnya.
2. Awalnya Adalah Pangkalan Sederhana dan Berubah Drastis
Melansir TRT World, pada awal konflik Suriah pada tahun 2011, pangkalan tersebut merupakan fasilitas yang agak sederhana: tiga dermaga terapung dengan hanya satu yang beroperasi, sebuah kapal perbaikan yang dipinjam dari Armada Laut Hitam, gudang, dan barak yang menampung sekitar 50 personel.
Pada tahun 2017, di puncak pengaruh Rusia di Suriah, Moskow menandatangani perjanjian sewa selama 49 tahun untuk pangkalan tersebut. Ada rencana untuk peningkatan besar-besaran senilai USD500 juta, yang memungkinkan Rusia untuk menampung kapal-kapal besar, termasuk kapal induk.
Namun, signifikansi Tartus jauh melampaui kemampuan teknisnya yang sederhana. Setelah intervensi militer Rusia dalam konflik Suriah pada tahun 2015, pangkalan tersebut digunakan untuk dukungan logistik operasi tidak hanya di Suriah tetapi juga di Afrika: Libya, Sudan, CAR, Mali, dan Niger.
3. Simbol Kekuatan Geopolitik Rusia
Yang terpenting, pangkalan Tartus mewujudkan pengaruh geopolitik dan jangkauan strategis Rusia, menjadi fasilitas terakhir di luar bekas wilayah Soviet.
Pangkalan ini mewakili semacam nostalgia untuk masa ketika armada Soviet bersaing setara dengan angkatan laut Amerika di Mediterania – simbol ambisi geopolitik Rusia dan aspirasinya untuk bergabung dengan klub kekuatan angkatan laut global.
Follow WhatsApp Channel SINDOnews untuk Berita Terbaru Setiap Hari
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya